Devil and Angel (DnA) SasuHina; SasuHina … suki desu! <3 <3 <3

Beberapa waktu yang lalu, Amai selalu bingung kalo ditanya ‘kenapa bisa suka SasuHina?’ . Beneran. Amai bingung. Selain mungkin karena mereka itu cocok (di mata Amai), mereka itu serasi lahir-batin (?) (masih menurut Amai) XD.

Awal mula Amai bisa suka SasuHina itu, kenapa yah? Amai sendiri udah lupa gimana kronologine. Yg pasti, dulu setelah malang-melintang baca stori NaruSaku dan keembat (?) semua, Amai pernah baca dimana slight pair di stori NaruSaku itu ada SasuHina. Dan karakter SasuHina di sana cukup IC (In Character). Pas baca itu, dalam pikiran Amai ‘wah, ini cocok juga’. Kalo ga salah ingat, sih. Lagipula itu memori lebih dari dua tahun yang lalu. Dan jujur saja, Amai sekarang jadi pelupa kalo yg berhubungan dg suatu kejadian. Yang jelas, sejak saat itu, saat Amai merasa ‘klop’ sama SasuHina, Amai langsung rajin baca stori SasuHina. Dan sampe sekarang pun Amai masih suka baca. Bisa dibilang bacaan ‘wajib’ Amai untuk mengisi waktu rehat =).

SasuHina ini termasuk salah satu pair yang paling, paling, paling, paling, dan paaaaaaaaaaaaaaaaliiiiiiiiiiing Amai suka. Amai punya tiga pair favorit yg mungkin bisa dibilang ‘hampir’ ga mau digugat (?). Ketiga pair ini ada NaruSaku, SasuHina, dan ShikaIno. Percaya ga percaya, Amai bikin folder khusus untuk tiga pair ini d lepi Amai. Kami-sama! Amai bisa sampai seperti ini?

Oh, iya. Kembali lagi ke bagaimana Amai bisa suka SasuHina.

Selama Amai bertualang di archive SasuHina di website http://www.fanfiction.net khususnya bahasa Indonesia, banyak stori yg nyeritain gimana SasuHina bisa ‘jadi satu’. Ada perjodohan, ada teman sejak kecil, ada ‘majikan-pembantu’, ada cinta terpendam, ada … pokoknya bermacam-macam (pastinya).

Dan imbas dari yang Amai baca, Amai jadi sering mambayangkan kehidupan Amai kelak. Terlebih kehidupan asmara Amai. Sedikit banyak, Amai berharap memilki kehidupan asmara macam SasuHina yg menyita perhatian Amai.

Dari tadi Amai bicara apa sih? Yang jelas, Amai…

.

.

.

.

Ini draft taun kapan coba? 🤦🏼‍♀️

22 April 2020, lanjutin.

Cuma pengen publish aja. Drpd jd draft selamanya. Lagian mau dilanjut juga kulupa mau bahas apaan 🤣

Sun[flower/burn]

Sunflowers_in_July

Sun[flower/burn]

.

-SasuHina Fanfiction-

.

Naruto © Masashi Kishimoto.

Cover Image © Artist.

Warning : Standard applied. OoC. Fluffy?

Amai hanya mengembangkan ide dan cerita serta meminjam chara. Tak ada niat setitikpun untuk mengambil keuntungan. Kecuali bersenang-senang, tentu saja. Just for fun. Enjoy!

.

For #IndigoRose Event 2015

.

-SasuHina Fanfiction-

.

Hinata baru saja selesai bebenah diri setelah hampir enam jam lebih beraktivitas di bawah sinar matahari. Menghilangkan lengket keringat, menyegarkan diri di bathtube kamar dengar air dingin. Berganti dengan dress sederhana, baru kemudian memutuskan menemui teman-temannya untuk membicarakan menu makan malam.

Kemudian, gadis berdarah Hyūga ini menemukan fakta yang … mencengangkan? Kira-kira seperti itu. Karena baru saja dua langkah ia memasuki ruang utama rumah musim panas keluarga Uzumaki, saat itu dia merasakan beberapa aura yang sungguh sangat berbeda. Berwarna-warni, andai bisa digambarkan.

Di sayap kanan ruang utama, berkumpul 3 orang dengan warna rambut berbeda yang diselubungi aura yang sangat cerah. Baca lebih lanjut

My Sista = ½ Bungkus Rokok

My Sista = ½ Bungkus Rokok

.

-{O}-

.

Malam hari  di bulan Agustus selalu terasa panas.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aryansha membaringkan tubuhnya di beranda ujung tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua. Walau malam hari, udara malam tetap terasa panas. Terlebih bukan di daerah pegunungan. Apalagi cowok berusia limabelas tahun ini baru sebulan ini mengikuti jejak kakak perempuannya untuk tinggal di asrama yang disediakan sekolah. Dia belum terbiasa dengan lingkungan sekitar beserta udaranya. Selama limabelas tahun belakangan ia sudah terbiasa tinggal di daerah pegunungan. Otomatis udara di sana lebih terasa dingin. Dan, oleh sebab perbedaan udara yang mencolok, saat ini Arya—begitu dia dipanggil—berbaring tanpa mengenakan atasan. Hanya celana panjang yang melekat di tubuhnya dan itupun longgar dan berbahan tipis.

Dengan berbantal kedua lengan yang dilipat ke belakang kepala, Arya menatap taburan bintang di langit. Baca lebih lanjut